"Mas, minta tolong bajunya ditaruh di lemari." "Akhtar kan mau liat Al-Qur'an dulu, Buk." "Oiya, nanti habis liat Al-Qur'an ya." "Iya, Akhtar cuma mau liat aja kok. Ini di ceritanya ada ayat Al-Qur'an. Akhtar pengen liat bunyi ayatnya gimana." ------ Akhtar lagi suka banget baca buku kisah para Nabi & sahabat Nabi. Hampir setiap hari dia membaca di waktu pagi, siang, maupun sore. Durasi membacanya pum tidak hanya sekali, tapi bisa berkali kali untuk 1 buku. Kami selalu menyampaikan kepadanya supaya kelak Akhtar seperti Ali bin Tholib yg mencintai ilmu pengetahuan. Biasanya Akhtar kalau sedang suka dengan kisah terntentu, dia akan mencoba memberi tebakan kepada kami, bahkan pada adeknya. Tentu saja kalau kasih tebakan ke adeknya, jawaban adek asal aja. Hehe. Siapa ayah Nabi Nuh? Siapa istri Nabi Ibrahim? Dan lain-lain. Mungkin dengan kasi tebakan, dia bisa lebih mengingat kisah tersebut. Kalau ada kalimat yang dia bingung, Akhtar l...
Mendidik anak taat beragama dengan harapan menjadikannya anak sholeh merupakan hal wajib yang dilakukan oleh para orangtua. Oleh karena itu setiap orangtua pasti memulai pendidikan agama , termasuk mengenalkan masjid kepada anaknya sejak usia dini.
Berdasarkan pengalaman, Akhtar mulai diajak ke masjid pertama kali saat sholat tarawih. Waktu itu dia belum bisa duduk (sekitar usia 4-5 bulan), jadi ditaruh di dekat Bulel dengan dialasi alas yang hangat. Tapi itu tidak berlangsung lama, karena banyak anak yang gemes dan "towel" pipi Akhtar. Akhtar yang tak nyaman pun langsung nangis. Cus, Bulel langsung pulang. Hihihi..
Di usia 2 tahun, kami memulai lagi untuk mengajak Akhtar ke masjid. Sampai di masjid dia sangat bahagia, lari-lari dan naik turun tangga. Ketika ada beberapa sesepuh yang menegur Akhtar, yang baper malah orangtuanya. Wkwkwk.. Akhirnya Akhtar tidak diajak ke masjid beberapa saat setelah kemudian menemukan tempat sholat (mushola) yang menurut kami ramah anak. Ramah anak yang dimaksud adalah tidak banyak jamaah dan takmir musholanya juga membawa cucu seusia Akhtar. Amankah disana? Aman dari teguran, tapi Akhtar tetep masih lari-lari, naik turun bangku, dan bermain pintu mushola.
Menginjak usia 3 tahun, entah bagaimana ceritanya pak Aul mengajak Akhtar kembali ke masjid dekat rumah. Tentunya sebelum berangkat, Akhtar diceramahi dulu panjang kali lebar 😆
"Akhtar kalau lagi sholat anteng ya, di deket ayah."
"Akhtar sholatnya nggak lari-lari ya."
Berhasilkah? Ya kadang berhasil kadang nggak. Hehe. Setelah pulang dari masjid, Akhtar selalu laporan.
"Ibuk, tadi Akhtar sholatnya anteng." atau
"Ibuk, tadi Akhtar sholatnya lari-lari."
"Ibuk, tadi pecinya diambil sama mas."
Memang tidak mudah mengajar anak untuk diam dan mengikuti gerakan sholat di masjid. Tapi jika ditanamkan sejak dini dengan cara selalu membiasakan ke masjid insyaAllah lambat laun anak akan mengerti dengan sendirinya "aturan" di masjid, tentunya harus ada peran serta orangtua yang selalu sounding ke anak.
Oiya Bulel kasi tips untuk Membawa Balita ke Masjid yak :
1. Pakaikan diapers jika anak belum lulus toilet training, tapi jika sudah pipiskan terlebih dahulu sebelum berangkat ke masjid.
2. Pakaikan baju yang rapi. Anak perempuan dipakaikan mukena, anak laki-laki dipakaikan sarung/peci/baju muslim.
3. Sounding dari rumah apa yang harus dilakukan di masjid.
4. Beri apresiasi jika anak melakukan hal yang terpuji di masjid (misalnya mengikuti gerakan sholat), tapi kalau belum melakukannya jangan langsung dimarahi. Beri motivasi supaya keesokan harinya bisa sholat lebih baik.
5. Jika sekiranya masjid/mushola belum ramah anak, orangtua bisa mencarikan masjid/mushola yang ramah anak.
Semoga bermanfaat ya, dan semoga anak-anak kita kelak menjadi pemuda yang hatinya selalu terkait dengan masjid. Aamiin 😊
Komentar
Posting Komentar