Langsung ke konten utama

Membaca Buku ala Akhtar

"Mas, minta tolong bajunya ditaruh di lemari." "Akhtar kan mau liat Al-Qur'an dulu, Buk." "Oiya, nanti habis liat Al-Qur'an ya." "Iya, Akhtar cuma mau liat aja kok. Ini di ceritanya ada ayat Al-Qur'an. Akhtar pengen liat bunyi ayatnya gimana." ------ Akhtar lagi suka banget baca buku kisah para Nabi & sahabat Nabi. Hampir setiap hari dia membaca di waktu pagi, siang, maupun sore. Durasi membacanya pum tidak hanya sekali, tapi bisa berkali kali untuk 1 buku. Kami selalu menyampaikan kepadanya supaya kelak Akhtar seperti Ali bin Tholib yg mencintai ilmu pengetahuan. Biasanya Akhtar kalau sedang suka dengan kisah terntentu, dia akan mencoba memberi tebakan kepada kami, bahkan pada adeknya. Tentu saja kalau kasih tebakan ke adeknya, jawaban adek asal aja. Hehe. Siapa ayah Nabi Nuh? Siapa istri Nabi Ibrahim? Dan lain-lain. Mungkin dengan kasi tebakan, dia bisa lebih mengingat kisah tersebut. Kalau ada kalimat yang dia bingung, Akhtar l...

Panen Kompos

Semalam dapat info kalau Tempat Pembuangan Sampah (TPS) dekat rumah ditutup. Hal ini efek dari pemboikotan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Pemalang yang berada di Desa Pegongsoran oleh warga sekitar. 

Kenapa sih diboikot? Yaa, tentunya siapa sih yang mau hidup berdampingan dengan sampah apalagi sampahnya segunung. Banyak efek yang ditimbulkan, seperti bau yang tidak sedap, pencemaran tanah, pencemaran air, dan penyakit-penyakit yang timbul akibat sampah. Memang di sebagian besar wilayah Indonesia permasalahan sampah menjadi hal yang tak berujung, pemerintah daerah belum mampu menyelesaikan permasalahan ini secara tepat. Sayangnya diperparah juga dengan kiriman sampah oleh warga setiap hari yang jumlahnya tidak sedikit. Alhamdulillah nya sih, di beberapa lokasi sudah ada gerakan minim sampah. Kalau saya sih belajar sedikit-sedikit dari mb DK Wardhani & mbak Britania Sari, tapi baru belajar teori aja prakteknya jauh dari harapan 😔.

Nah, karena masih anget-angetnya kasus sampah di rumah, pagi ini Bulel jadi keingetan komposter yang sudah lama mangkrak. Karena komposternya baru punya satu, jadi pas isinya penuh tidak diisi lagi deh. Alhasil sampah organik masuk ke tempat sampah konvensional. Huhu, maafkan daku bumi.

Komposter ini dibikin oleh tukang langganan yang biasa di rumah, peralatannya pun dari barang-barang yang ada di rumah. Sistemnya kita tinggal memasukkan sampah organik (daun, sisa masak) ke komposter, lalu ditumpuk dengan tanah, sampah organik, tanah, begitu seterusnya seperti lapisan. Sampah organik itu lama kelamaan akan terurai dan menjadi pupuk. 

Komposter 

penampakan dalam

Di bagian bawah dalam komposter ini terdapat saringan yang digunakan untuk menyaring air lindi. Saat proses mengompos akan ada cairan yang menetes ke bawah, karena ada penyaring maka zat padat dan zat cair akan terpisah. Zat cair itu nantinya dicampus dengan air untuk dijadikan pupuk. Biasanya Bulel pakai 100 ml cairan lindi ditambah 1 liter air biasa.
Penyaring air lindi 

Penyaring saat dipisahkan

Panen kompos hari ini mendapat seember penuh cat, walaupun masih ada dedaunan yang belum terurai sempurna. Alhamdulillah bisa untuk nambahi pupuk para tanaman. Kompos padat hasil panen ini dikeringkan selama 2-3 hari supaya saat diberikan pada tanaman tidak merusak tanaman. Nah, jangan lupa disisakan untuk starter pengomposan lagi ya.

Hasil panen kompos

Dulu pas awal-awal mengompos Bulel pernah menggunakan pot gerabah dan karung, tapi memang paling enak menurut Bulel pakai komposter yang seperti Bulel sekarang pakai, kelemahannya harus ada effort untuk membuat atau membeli instan. 

Oiya Akhtar juga pernah mengikuti program mengompos yang diselenggarakan STEMLAB.id. Karena diperuntukkan anak usia dini, bahan yang digunakan adalah toples bekas jajan yang dilubangi solder. Di dalamnya diberi tanah, sampah organik, tanah, sampah organik, dan seterusnya hingga penuh. Didiamkan kurang lebih 2 minggu sampah organik sudah banyak terurai.

Akhtar dan proyek mengomposnya

Mulai dari nol lagi komposternya, yuk semangat mengompos yuk!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Alka Sunat (2)

Rabu, 8 Februari 2024 resmi Alka upgrade diri alias khitan. Hihihi.. Alka dikhitan di usia 4 tahun kurang 1 bulan, selisih sekitar 6 bulan saat kakaknya dikhitan. Kami mengkhitankan Alka di Joyfun Khitan yang terletak di Gg Melati 3 Serdadi, Purwoharjo, Comal, Pemalang 52363. Hanya beda gang dari rumah kami. Sebelumnya kami sudah konsultasi terlebih dahulu dengan admin Joyfun Khitan, mengenai metode khitan yang akan digunakan di nomor 085870760680. Alka menggunakan sunat metode lem. Sunat lem, juga dikenal sebagai metode sunat lem glue atau sunat lem tisu adalah inovasi modern dalam prosedur sunat yang menggantikan penggunaan benang untuk penjahitan dengan penggunaan lem khusus. Salep bius dioleskan 2 jam sebelum proses khitan. Sampai di Joyfun Khitan kami berempat masuk ke ruangan. Akhtar dan Alka langsung terfokus pada PS, karena salah satu fasilitas di Joyfun Khitan adalah sunat sambil bermain PS.  Proses khitan cukup lama, tapi Alhamdulillah lancar. Sampai di rumah bius mulai h...

Rumah Makan Ti To Tie 2

Di hari Minggu ini agenda suami adalah Kopdar Komunitas Bukalapak Pantura yang diadakan di RM Ti To Tie 2. Untuk tulisan kali ini saya hanya membahas rumah makannya saja ya, sedangkan tulisan tentang acara kopdarnya di artikel yang lain. Hehe. Rumah Makan Ti To Tie 2  merupakan cabang dari Rumah Makan Ti To Tie yang sudah berdiri sebelumnya. Rumah makan ini bisa dikatakan sebagai salah satu rumah makan enak di Pemalang khususnya di wilayah Comal. Papan Nama RM Ti To Tie 2 Rumah Makan Ti To Tie 2 terletak di Kecamatan Comal, Kabupaten Pemalang Jawa Tengah. Tepatnya di timur lampu merah Blandong. Kalau kamu dari arah Pekalongan, rumah makan ini berjarak sekitar 5 km dari gapura Selamat Datang Pemalang. Sebelum lampu merah pertama bisa tengok di kanan jalan. Sedangkan dari arah Tegal atau Pemalang, dapat ditempuh 5 menit dari Jembatan Comal. Nah, setelah lampu merah kamu tinggal melipir ke kiri. Tenang saja, baliho Rumah Makan Ti To Tie terpampang sangat jelas. Dari depan r...

Akhtar Belajar di Produsen Seragam Sekolah ABBA

Hari Jum'at (28/2), Akhtar dan teman-temannya di PAUD 'Aisyiyah Purwoharjo Comal Pemalang sudah siap berbaris rapi. Rencananya mereka akan berkunjung ke salah satu produsen seragam sekolah yang ada di sekitar lingkungan sekolah, yaitu ABBA. Kebetulan akhir Februari merupakan tema puncak kegiatan Pekerjaan, sehingga para guru berinisiatif mengajak siswa untuk mengenalkan langsung beberapa pekerjaan yang ada di produsen seragam sekolah tersebut.  Sampai di konveksi ABBA, siswa disambut oleh ownernya yaitu Ibu Kokom kemudian dipersilahkan untuk masuk melihat proses pembuatan seragam. Ada banyak sekali orang di sana. Bermacam-macam pekerjaan mereka lakukan sesuai tugasnya. Ada yang memotong kain, menjahit, menyetrika, sampai mengemas baju seragam yang sudah jadi. Menurut pengamatan Bulel, Akhtar terlihat antusias memasuki ruang produksi tersebut. Beberapa kali Akhtar bertanya tentang apa yang karyawan lakukan. Selesai masuk ruang produksi, siswa dan guru bersantai di ha...