"Mas, minta tolong bajunya ditaruh di lemari." "Akhtar kan mau liat Al-Qur'an dulu, Buk." "Oiya, nanti habis liat Al-Qur'an ya." "Iya, Akhtar cuma mau liat aja kok. Ini di ceritanya ada ayat Al-Qur'an. Akhtar pengen liat bunyi ayatnya gimana." ------ Akhtar lagi suka banget baca buku kisah para Nabi & sahabat Nabi. Hampir setiap hari dia membaca di waktu pagi, siang, maupun sore. Durasi membacanya pum tidak hanya sekali, tapi bisa berkali kali untuk 1 buku. Kami selalu menyampaikan kepadanya supaya kelak Akhtar seperti Ali bin Tholib yg mencintai ilmu pengetahuan. Biasanya Akhtar kalau sedang suka dengan kisah terntentu, dia akan mencoba memberi tebakan kepada kami, bahkan pada adeknya. Tentu saja kalau kasih tebakan ke adeknya, jawaban adek asal aja. Hehe. Siapa ayah Nabi Nuh? Siapa istri Nabi Ibrahim? Dan lain-lain. Mungkin dengan kasi tebakan, dia bisa lebih mengingat kisah tersebut. Kalau ada kalimat yang dia bingung, Akhtar l...
Akhir akhir ini saya lagi gandrung dengan metode Montessori. Bukan karena lagi ngetren, tapi metode ini bikin saya jatuh hati.
Metode ini diperkenalkan oleh dr Maria Montessori yang merupakan dokter wanita pertama di Italia. Beliau mengambil spesialis sebagai dokter anak. Metode ini awalnya dikembangkan saat beliau mengasuh di sebuah pendidikan anak usia sekolah yang bernama Casa de Bambini.
Apa sih yang bikin saya jatuh hati dengan metode Montessori ini?
Metode ini mengajarkan ketrampilan dan kemandirian pada anak. Saat anak berkegiatan, orangtua bertindak sebagai pendamping saja. Tidak boleh ada bantuan maupun interupsi jika anak melakukan kesalahan. Anak bisa belajar dari kesalahan yang mereka buat.
Metode ini juga mengajarkan disiplin dan keteraturan. Dimulai dari membuka alas kerja, presentasi, berkegiatan, hingga menggulung alas kerja menjadikan anak (dan orangtua) belajar mengenai urutan dan kedisiplinan. Anak akan memiliki tanggung jawab dengan alat-alat yang digunakan untuk berkegiatan.
Biasanya metode ini diterapkan pada pendidikan usia pra sekolah dan sekolah dasar, meskipun ada juga yang penerapannya sampai jenjang pendidikan menengah.
Sementara ini masih sebatas belajar secara online di Whatsapp. Semoga suatu saat bisa belajar secara offline di pusat pelatihan Montessori. Sembari menunggu kesempatan dan dana harus mulai dari sekarang untuk konsisten menerapkan metode Montessori ke anak. Semangat!!
Metode ini diperkenalkan oleh dr Maria Montessori yang merupakan dokter wanita pertama di Italia. Beliau mengambil spesialis sebagai dokter anak. Metode ini awalnya dikembangkan saat beliau mengasuh di sebuah pendidikan anak usia sekolah yang bernama Casa de Bambini.
Apa sih yang bikin saya jatuh hati dengan metode Montessori ini?
Metode ini mengajarkan ketrampilan dan kemandirian pada anak. Saat anak berkegiatan, orangtua bertindak sebagai pendamping saja. Tidak boleh ada bantuan maupun interupsi jika anak melakukan kesalahan. Anak bisa belajar dari kesalahan yang mereka buat.
Metode ini juga mengajarkan disiplin dan keteraturan. Dimulai dari membuka alas kerja, presentasi, berkegiatan, hingga menggulung alas kerja menjadikan anak (dan orangtua) belajar mengenai urutan dan kedisiplinan. Anak akan memiliki tanggung jawab dengan alat-alat yang digunakan untuk berkegiatan.
Biasanya metode ini diterapkan pada pendidikan usia pra sekolah dan sekolah dasar, meskipun ada juga yang penerapannya sampai jenjang pendidikan menengah.
Sementara ini masih sebatas belajar secara online di Whatsapp. Semoga suatu saat bisa belajar secara offline di pusat pelatihan Montessori. Sembari menunggu kesempatan dan dana harus mulai dari sekarang untuk konsisten menerapkan metode Montessori ke anak. Semangat!!
Komentar
Posting Komentar