Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2020

Membaca Buku ala Akhtar

"Mas, minta tolong bajunya ditaruh di lemari." "Akhtar kan mau liat Al-Qur'an dulu, Buk." "Oiya, nanti habis liat Al-Qur'an ya." "Iya, Akhtar cuma mau liat aja kok. Ini di ceritanya ada ayat Al-Qur'an. Akhtar pengen liat bunyi ayatnya gimana." ------ Akhtar lagi suka banget baca buku kisah para Nabi & sahabat Nabi. Hampir setiap hari dia membaca di waktu pagi, siang, maupun sore. Durasi membacanya pum tidak hanya sekali, tapi bisa berkali kali untuk 1 buku. Kami selalu menyampaikan kepadanya supaya kelak Akhtar seperti Ali bin Tholib yg mencintai ilmu pengetahuan. Biasanya Akhtar kalau sedang suka dengan kisah terntentu, dia akan mencoba memberi tebakan kepada kami, bahkan pada adeknya. Tentu saja kalau kasih tebakan ke adeknya, jawaban adek asal aja. Hehe. Siapa ayah Nabi Nuh? Siapa istri Nabi Ibrahim? Dan lain-lain. Mungkin dengan kasi tebakan, dia bisa lebih mengingat kisah tersebut. Kalau ada kalimat yang dia bingung, Akhtar l...

Mengobati "Trauma" Ngaji pada Akhtar

Setelah sebelumnya Bulel bikin curhatan tentang trauma mengaji pada Akhtar akibat kelalaian Bulel sendiri, kali ini Bulel ingin menulis tentang penebusan kesalahan kepada Akhtar. Malam-malam usai Sholat Isya', Bulel ajak Akhtar untuk mengaji Iqro'. Awalnya dia menolak dengan alasan masi bermain mobil. Tapi bukan Bulel namanya kalau nggak pinter merayu bocah, hihi. Bulel ajak Akhtar mengaji dengan cara dipangku. Engap sebenarnya memangku Akhtar, apalagi di usia kehamilan memasuki 9 bulan. Tak apalah demi Akhtar yang mau mengaji, ceileh. Akhtar pun mau membaca Iqro' huruf demi huruf, walau pada awa lnya dia mengucapkannya dengan ragu, suara pelan, dan memandang Bulel (takut dimarahi). Sebenarnya dia udah menguasai huruf per huruf, tapi yang menjadi masalah adalah logat yang masih diakhiri huruf K. Kata guru tahsin Bulel, nggak apa-apa yang penting terus didengarkan pengucapan yang benar. Semoga semakin besar nanti Akhtar mampu melafalkan bacaan-bacaan Al-Qur'an denga...

Trauma Mengaji pada Anak

Membuat luka pada hati anak itu justru sakitnya dirasakan orangtua. Seperti kemarin ketika Akhtar sedang Bulel ajari ngaji Iqro'. Sejak sebulan belakangan, logat bicara Akhtar selalu diakhiri penekanan huruf K. Misalnya apa jadi apak, mandi jadi mandik, susu jadi susuk, dan semuanya. Entah meniru teman yang mana atau justru belajar dari kami sebagai orangtua (tapi Bulel dan Pak Aul ngomongnya nggak kaya gitu sih). Nah, suatu malam Bulel simak Iqro' Akhtar sampai huruf SYA. Mungkin pada malam itu, Bulel juga lagi nggak sabaran. Jadi terjadilah adegan "perang" ketika ngaji. Astaghfirullah >.< Setiap bacaan Akhtar Bulel koreksi dengan nada tidak sabar cenderung jengkel. Huruf A dia katakan Ak, Ro dia katakan Rok, dan semua huruf dia begitukan. Hmmmm, padahal makhorijul hurufnya nggak kaya gitu Akhtar (dalam hati). Sementara itu, Akhtar merasa frustasi karena dikoreksi berulang kali setiap hurufnya. Dan akhirnya dia menangis. Saat melihat dia menangis baru sad...